A. Ekonomi dan Etika
Yang membedakan isalm dengan
materialisme adalah bahwa islam tidak pernah memisahkan ekonomi dengan etika,
sebagaimana tidak pernah memisahkan ilmu dan akhlak.
Manusia muslim, individu maupun
kelompok –dalam lapangan ekonomi atau bisnis, disatu sisi diberi kebebasan
untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Namun disatu sisi ia terikat dengan
iman
Berikut beberapa contoh aturan
islam :
1. Pada zaman dahulu musrik mekah
selalu melakukan tawaf dengan bertelanjang tanpa memakai sehelai benangpun
karena mereka menganggap bahwa pakaian mereka penuh dengan dosa dan hal
keduniawian, hingga dating islam yang mekarang mereka tawaf dengan cara mereka
dan mewajibkan mereka bertawaf dengan memakai pakaian yang wajar.
2. Pada masa itu juga para budak
wanita diwajibkan untuk melakukan praktek prostitusi dan untuk membayar pajak,
hingga dilarang pada saat datangnya Islam.
3. Mewajibkan manusia menunaikan
pekerjaan apapun yang mereka lakukan jika datangnya waktu untuk shallat.
4. Dilarangnya meminum minuman
keras, karena diliat hanya mendatangkan kerugian baik bagi si peminum maupun
bagi orang-orang dan lingkungan terdekatnya.
5. Larangan Berjudi karena hanya mengenakan di awal saja, dan tidak berbeda dengan khomr karena sifatnya yang sama sama mengandung lebih banyak mudhorat dari pada keuntungannya.
6. Dilaarngnya menjual babi bagi muslim baik terhadap muslim itu sendiri ataupun dengan nonmuslim. alasanya, apapun yang di makan itu haram maka di ternak pun haram apalagi di jual.
5. Larangan Berjudi karena hanya mengenakan di awal saja, dan tidak berbeda dengan khomr karena sifatnya yang sama sama mengandung lebih banyak mudhorat dari pada keuntungannya.
6. Dilaarngnya menjual babi bagi muslim baik terhadap muslim itu sendiri ataupun dengan nonmuslim. alasanya, apapun yang di makan itu haram maka di ternak pun haram apalagi di jual.
B. Kekaguman Nonmuslim Terhadap Ekonomi Islam
Para pakar ekonomi nonmuslim
mengakui keunggulan system ekonomi Islam, menurut mereka Islam telah sukses
menggabungkan etika dan ekonomi, sementara system kapitalis dan sosialis
memisahkan keduanya.
Jack Austri, seorang perancis, dalam bukunya islam dan pengembangan ekonomi mengatakan, "islam adalah gabungan antara tatanan kehidupan praktis dan sumber etika yang mulia. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat yang tidak terpisahkan. Dari sini bisa di katakan bahwa orang orang islam tidak akan menerima sistem ekonomi kapitalis. dan ekonomi yang kekuatanya berdasarkan wahyu dari langit itu tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang berdasarkan etika".
Di samping dapat memberikan nilai tambahan pada sistem, etika tersebut juga bisa mengisi kekosangan pemikiran yang di takutkan suatu saat timbul akibat perkembangan teknologi.
brooks mengkritik kebudayaan barat karena memberikan hasil yang menyedihkan. ia juga merasa cemas karena ekonomi dewasa ini di kuasai oleh nafsu kapitalisme di atas norma-norma yang hakiki. Islam tidak mengabaikan fakta ini dan siap mengantisipati kebudayaan barat, khususnya sistem ekonominya, caranya adalah dengan memasukan nilai etika dalam ekonomi.
Menurut J. Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal yang baru bagi islam. sejak mula islam tidak mengenal pemisahan jasmani dengan rohani. prinsip sekularisme yang dilahirkan kaum protestan dengan teorinya renasains tidak dikenal dalam sejarah islam. sebab, keuniversalan syariat islam melarang berkembangnya ekonomi tanpa etika. di dalam sejarah islam kita menemukan praktek praktek bisnis yang menggabungkan etika dan ekonomi, teruma ketika islam di jadikan pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Rodney Wilson. Bisnis Menurut Islam. Jakarta: PT Intermasa, 1988.
Jack Austri, seorang perancis, dalam bukunya islam dan pengembangan ekonomi mengatakan, "islam adalah gabungan antara tatanan kehidupan praktis dan sumber etika yang mulia. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat yang tidak terpisahkan. Dari sini bisa di katakan bahwa orang orang islam tidak akan menerima sistem ekonomi kapitalis. dan ekonomi yang kekuatanya berdasarkan wahyu dari langit itu tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang berdasarkan etika".
Di samping dapat memberikan nilai tambahan pada sistem, etika tersebut juga bisa mengisi kekosangan pemikiran yang di takutkan suatu saat timbul akibat perkembangan teknologi.
brooks mengkritik kebudayaan barat karena memberikan hasil yang menyedihkan. ia juga merasa cemas karena ekonomi dewasa ini di kuasai oleh nafsu kapitalisme di atas norma-norma yang hakiki. Islam tidak mengabaikan fakta ini dan siap mengantisipati kebudayaan barat, khususnya sistem ekonominya, caranya adalah dengan memasukan nilai etika dalam ekonomi.
Menurut J. Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal yang baru bagi islam. sejak mula islam tidak mengenal pemisahan jasmani dengan rohani. prinsip sekularisme yang dilahirkan kaum protestan dengan teorinya renasains tidak dikenal dalam sejarah islam. sebab, keuniversalan syariat islam melarang berkembangnya ekonomi tanpa etika. di dalam sejarah islam kita menemukan praktek praktek bisnis yang menggabungkan etika dan ekonomi, teruma ketika islam di jadikan pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Rodney Wilson. Bisnis Menurut Islam. Jakarta: PT Intermasa, 1988.
0 komentar:
Posting Komentar