A. Hubungan Antara Manusia dan Ketuhanan
Selain bercirikan ketuhanan ekonomi Islam juga berkarakter
kemanusiaan. Tujuan ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang
aman dan sejahtera.
Manusia diwajibkan melaksanakan kewajiban melaksanakn tugasnya
terhadap Tuhannya, dirinya, keluarganya, umatnya dan seluruh umat manusia.
Islam adalah risalah yang diturunkan Allah oleh Rosul untuk membenahi akhlak
manusia. Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan
akhlak manusia."
Islam juga tidak memisahkan antara agama dan negara dan materi
dengan spiritual sebagaimana eropa yang dengan faham sekulismenya. Islam juga
berbeda dengan konsep kapitalisme yang memisahkan akhlak dengan ekomoni.
Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam lapangan ekonomi atau bisnis, di
satu sisi diberikan peluang untuk mencari keuntungan sebesarbesarnya. namun,
disisi lain, ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas mutlak
dalam menginvestasikan modalnya atau membelanjakanya hartanya.
Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa kemanusiaan bertolak
belakang dengan ketuhanan sehingga keduanya tidak bisa di gabungkan bagai kan putih dengan hitam,siang
dan malam,Dugaan itu tidak benar, setidaknya mereka yang menduga seperti itu
lupa bahwa ide kemanusiaan berasal dari
Allah.
Tujuan ketuhanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
fitrah manusia.
Tujuan ekonomi islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman
dan sejahtera.
Dugaan tersebut tidak benar. Setidaknya , mereka yang menduga
seperti itu lupa bahwa ide kemnusiaan (yang mengajarkan ilmu) berasal dari Allah. Dengan kata
lain, subtansi erasal dari Allah.
Allahlah yang memuliakan manusia dan menjadikan khalifah dimuka Bumi. Tujuan
ketuhanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fitrah manusia. Sebab
setiap manusia dilahirkan dengan fitrah ketuhanan (Allah).
Tujuan ekonomi islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman
dan sejahtera ( semua golongan manusia) dari kalangan manapun dan darimanapun.
Baik individu atau dalam golongan/ kelompok masyarakat. Jika ekonomi islam
berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah yang berarti nash ketuhanan, maka manusia
berperan sebagai yang diserukan dalam
nash itu. Manusialah yang nash itu, menafsirkan,
menyimpulkan dan memindahkan dari teori kemudian di aplikasikan dalam praktik.
Dalam Ekonomi manusia sebagai tujuan dan sasaran.
Manusia diwajibkan melaksanakan tugasnya terhadap tuhannya,
terhadap dirinya, keluarganya, umatnya dan seluruh umat manusia. Berkat ijin
Allah manusia dapat bekerja. Manusialah yang menjadi wakil Allah Allah di Bumi
ini. “sesungguhnya Aku hendak menjadikan Khalifah di muka bumi “ (Qs.
Al-Baqarah : 30) Dan manusia pulalah yang menjadi pemakmur bumi. “Dia telah
menciptakan kamu dari Bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya .” (Qs. Huud
: 61)
Allah memberikan kepda manusia kekuatan dan alat sehingga bisa
melaksanakan tugasnya. Allah sekali – kali tidak menurunkan malaikat untuk
bercocok tanam dan bekerja, karena malaikat diciptakan bukan untuk itu,
sebagaimana ketika malaikat diminta untuk menyebutkan nama – nama, malaikat
tidak sanggup karena tidak diberikannya pengatahuan atau ilmu sebagaimana yang
diberikan kepada adam, karena Allah mengajarkan kepada Adam bukan kepada
malaikat.
B.Menyadiakan Sarana yang Baik Untuk Manusia
Salah satu tanda yang jelas tentang ciri kemanusiaan pada ekonomi
Islam ialah penyediaan sarana yang baik untuk manusia.
1.Unsur Materi
Allah sekali-kali tidak menciptakan keindahan dan rezeki di bumi
lai Ia mengharamkannya bagi hamba-Nya. Sesungguhnya, yang mengharamkan rezeki
dan keindahan itu adalah setan yang dikutuk oleh Allah. Islam membolehkan
manusia memanfaatkan nikmat dunia ini dalam batas-batas yang diahalalkan-Nya
dan menjauh dari hal yang diharamkan-Nya.
Secara garis besar ada 7 kenikmatan yang berawal dari unsur materi
itu sendiri
a.nikmat makan dan minum yang terdiri dari kelezatan daging, buah,
susu, madu, air dan lain-lain.
b.nikmat pakaian dan perhiasan
c.nikmat tempat tinggal.
d.nikmat kendaraan.
e.nikmat berumah tangga.
f.bersuka ria
g.nikmat keindahan dan perhiasan.
2.Unsur Spiritual
Sesungguhnya fondasi kebahagiaan hidup terletak di kedamaian,
kelapangan dada, ketenangan hati.
Jika manusia menginginkan kebahagiaan maka ia tidak akan
memperolehnya dengan cara mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.
Harta yang cukup bagi orang mukmin untuk mencapai kebahagiaan
adalah harta yang cukup bagi dirinya sendiri sehingga ia tidak perlu
meminta-minta kepada orang lain.
Pada saat ini, kita temukan betapa banyaknya konglomerat yang tidak
bisa menikmati kekayaanya. Hidupnya tidak lebih baik dari pada mereka yang
miskin karena ia menderita berbagai macam penyakit, seperti penyakit gula,
tekanan darah tinggi, dan lemah jantung, dan gangguan pencernaan yang di derita
oleh orang-rang yang berada. Semua ini membuktikan bahwa kebahagian berada di
tempat yang lain. Kebahagiaan tidak terletak pada banyaknya harta, namun ia
terletak pada iman dan amal yang saleh. itulah dua sumber kebahagiaan yang
sesungguhnya. dan dua sumber itulah kita mendapatkan arti hidup yang berarti.
tentu harus yang adil
BalasHapusiya bener bang
Hapus